Ada yang pernah dengar Danau Matano?
Source – Image search
Memang terkadang danau kurang terdengar populer dibandingkan pantai atau tempat snorkeling yang mendunia seperti raja ampat 😀
Well, kali ini saya mau coba kupas tentang salah satu danau yang menurut saya sangat eksotis, eksotis dari segi pemandangannya dan ‘eksotis’ untuk jadi objek riset
Mari kita bahas sedikit dari segi Geologinya:
Danau Matano merupakan danau yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan pada ketinggian 382 mdpl. Danau tersebut termasuk kedalam kompleks Danau Malili yang terdiri dari Danau Matano, Danau Mahalona, Danau Towuti, Danau Lawontoa, dan Danau Masapi.
Citra Google Earth
Danau Matano merupakan danau tektonik purba yang terbentuk dari aktivitas pergerakan lempeng kerak bumi pada akhir masa Pliosen (1-4 juta tahun yang lalu), tepatnya berada di atas zona sesar aktif yang disebut “Sesar Matano”. Danau Matano merupakan pusat dari cryptodepression dengan struktur graben. Cryptodepression merupakan bagian danau yang terletak di bawah permukaan laut, dengan hal tersebut Danau Matano merupakan satu-satunya danau di Indonesia yang bagian dasarnya berada di bawah level permukaan air laut. Danau Matano memiliki kedalaman sekitar 590 m dan termasuk danau terdalam ke delapan dunia (Crowe et al. 2008). Dengan demikian, Danau Matano patut diusulkan menjadi world geological heritage dan dikembangkan sebagai Taman Bumi atau Geopark (Geomagz). Selain Danau Matano, banyak pula danau di Sumatra seperti Danau Maninjau, Singkarak, Kerinci, Ranau yang terbentuk oleh mekanisme pull-apart (tarik pisah) sesar mendatar.
Pada dasarnya Tectonic Lake Basins dibagi kembali menjadi lima kategori utama berdasarkan skema klasifikasi oleh Dickinson (1974) dan Miall (2000) (Cohen, 2003), saya sarikan sebagai berikut:
1. Lakes associated with lithospheric divergence
Danau yang terbentuk sebagai hasil dari penipisan kerak bumi dan thermotectonic subsidence selama fase awal dari rifting dan pemisahan berikutnya dari lempeng listoferik.
2. Lakes associated with crustal convergence
Sering walaupun tidak selalu bertempat di convergent continental margins, danau ini terbentuk sebagai konsekuensi dari berbagai interaksi antara subduksi lempeng oseanik dan lempeng benua utamanya.
3. Transform fault basins
Cekungan sesar mendatar terbentuk sepanjang sistem sesar mendatar utama, dimana lempeng tergelincir satu sama lain, seperti pergerakan relatif Lempeng Pasifik ke Lempeng Amerika utara sepanjang Sistem Sesar Andreas di Kalifornia.
4. Continental collision
Cekungan yang terbentuk selama proses continental collision termasuk kombinasi kompleks dari tiga ketegori yang telah disebutkan diatas.
5. Cratonic basins
Cekungan kratonik terbentuk di dalam interior lempeng benua, ini sebagai alasan bahwa cekungan ini belum sepenuhnya berhubungan dengan interaksi batas lempeng. Asal cekungan tersebut lebih berhubungan dengan continental-scale subsidence yang disebabkan oleh pergerakan lempeng yang melewati ketidakselarasan di dalam geoid bumi (bentuk dasar) atau mantle upwelling.
Reference
Cohen, A.S. 2003. Paleolimnology: The History and Evolution of Lake System. Oxford University Press, London. 500 pp.
Crowe, Sean A., Andrew H. O’Neill, Sergei Katsev, Peter Hehanussa, G. Douglas Haffner, Bjørn Sundby, Alfonso Mucci, and David A. Fowle. 2008. “The Biogeochemistry of Tropical Lakes: A Case Study from Lake Matano, Indonesia.” Limnology and Oceanography 53 (1): 319–31.
“Hidden Paradise”
Semoga bermanfaat
Tunggu postingan berikutnya ya soon .. 🙂